Nama-nama bulan masehi telah dikenal oleh seluruh masyarakat di negeri kita. Anak-anak kecilpun sudah mengetahuinya. Bahkan bagi sebagian kaum muslimin, nama-nama ini lebih mudah untuk dihafalkan daripada nama-nama bulan-bulan qamariyah yang menjadi sandaran dalam menentukan hukum-hukum syar’i.
Ternyata nama-nama bulan masehi ini memiliki korelasi yang kuat dengan sesembahan kaum musyrikin. Bagaimana bisa demikian?
Dalam kitab At-Tarikhul Hijri : Asasuhu Hukmuhu Makanatuhu ‘Indal Ummatil Islamiyyah, Prof. Dr. Zaid bin Abdulkarim Az-Zaid menjelaskan sebagai berikut;
- Januari artinya berasal dari kata Janus. Ini adalah Tuhan orang-orang Romawi yang artinya adalah Tuhan Matahari. Ia dianggap sebagai penjaga pintu langit dan diwujudkan dalam bentuk seorang lelaki yang sempurna bentuknya. Di tangan kanannya ada sebuah tongkat dan di kanan kirinya kunci. Tuhan ini memiliki kedudukan yang tinggi menurut mereka, karena menjadi penolong di permulaan dan penutupan. Orang-orang Romawi ketika mengawali suatu perbuatan dan mengakhirinya meminta syafa’at (pertolongan) keapda Tuhan ini.
- Februari berasal dari Februaius, yaitu pengampunan, karena bulan ini bulan suci bagi mereka.
- Maret berasal dari Tuhan mereka yang artinya Tuhan Peperangan.
- Mei yaitu Tuhan kesuburan, pertumbuhan dan penambahan.
- Juni berasal dari kata Juno, yaitu Tuhan bulan, dan seterusnya. Demikian ringkasan penjelasan beliau di kitab tersebut.
Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya ia lebih mengagungkan bulan-bulan qamariyyah yang menjadi sandaran dalam hitungan berbagai hukum syar’i seperti puasa ramadhan, idul fithri, puasa bidh, masa ‘iddah wanita yang ditinggal wafat suaminya, hitungan zakat mal, dan sebagainya. Hitungan ini berdasarkan perputaran bulan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 189,
يَسْئَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَواقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji”.
Dalam Tafsirul Qur’anil ‘Adhim (II/211), Imam Ibnu Katsir – Rahimahullah – menjelaskan bahwa dengan bulan-bulan qamariyah ini manusia menjadi tahu waktu hutang-hutang mereka, hitungan masa ‘iddah wanita-wanita dan waktu haji.
Semoga Allah memberikan kepada kita taufiq untuk dapat menggapai ridha-Nya Amin.