TWaktu adalah sebuah nikmat yang amat besar. Hal itu sampai Allah bersumpah demi waktu dan bagian-bagiannya dalam berbagai ayat-Nya. Dalam Ushul Tafsir (hlm. 49) dijelaskan bahwa apabila Allah bersumpah demi sesuatu maka menunjukkan pentingnya dan agungnya sesuatu tersebut. Ketika Allah bersumpah demi waktu, ini menunjukkan bahwa waktu adalah karunia yang amat berharga bagi manusia.
Karakteristik Waktu.
Waktu memiliki tiga karakteristik yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Dalam Al-Waqtu fi Hayatil Muslim (hlm. 8-9) dijelaskan bahwa karakteristik waktu adalah:
- Cepat berlalu. Ini bisa dibuktikan dengan pertanyaan kita kepada seseorang: โBerapakah usia anda?โ Biasanya ia merasa lebih muda dari usia yang sebenarnya. Bukankah demikian? Seorang penyair Mesir yang bernama Ahmad Syauqi berkata dalam Asy-Syauqiyyat (hlm. 768 ):
ุฏููููุงุชู ููููุจู ุงููู ูุฑูุกู ููุงุฆูููุฉู ููููย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ุฅูููู ุงููุญูููุงุฉู ุฏูููุงุฆููู ููุซูููุงููู
Detak-detak jantung manusia berkata kepadanya
Sesungguhnya kehidupan adalah (kumpulan) menit-menit dan detik-detik.
- Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan tidak dapat diganti. Misalnya adalah hari ini tanggal 12 Ramadhan 1444 H. Apakah akan datang lagi hari yang sama persis dengan hari ini? Tidak. Ia tidak berulang di waktu yang akan datang.
- Waktu adalah karunia yang amat mahal. Dalam Qimatuz zaman (hlm. 17) deijelaskan bahwa waktu adalah termasuk Ajallu Uushulin Niโam (Pokok-pokok Nikmat yang paling mulia).
ย
Antara Berpuasa dan Managemen Waktu.
Puasa sangat erat kaitannya dengan managemen waktu. Hal itu karena ibadah ini merupakan serangkaian amalan yang terikat oleh waktu. Di antaranya adalah:
- Niat puasa. Ketika seseorang akan melaksanakan puasa wajib, maka ia harus menanamkan niat berpuasa sejak sebelum masuk waktu subuh. Rasulullah โ shallallahu โalaihi wasallam โ bersabda:
ู ููู ููู ู ููุจููููุชู ุงูุตููููุงู ู ู ููู ุงูููููููู ููููุง ุตูููุงู ู ูููู.
Barangsiapa yang belum berniat puasa pada malam hari, maka ia ada puasa baginya. (HR. Nasa-i dan dishahihkan oleh Syaik Al-Albani dalam Shahihul Jamiโ, no. 6535).
- Waktu sahur. Sahur telah ditentukan waktunya yaitu di penghujung malam mendekati subuh. Apabila seseorang ingin sahur, maka ia tentu akan memperhatikan waktunya.
Dalam hadits Thabrani, Rasulullah โshallallahu โalaihi wasallam โ bersabda:
ุซูููุงุซู ู ููู ุฃูุฎูููุงูู ุงููููุจููููุฉู: ุชูุนูุฌููููู ุงููุฅูููุทูุงุฑู ููุชูุฃูุฎูููุฑู ุงูุณููุญูููุฑู ููููุถูุนู ุงููููู ููููู ุนูููู ุงูุดููู ูุงูู ููู ุงูุตููููุงุฉู
โAda tiga perkara yang termasuk akhlak kenabian: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri saat shalat. (Shahihul Jamiโ ash-Shaghir, no. 3038).
- Waktu berbuka. Ketika waktu berbuka telah masuk, maka dissunnahkan agar menyegerakan berbuka puasa sebagaimana dalam hadits di atas. Ini menuntut seseorang untuk memperhatikan waktu berbuka.
Dari hal-hal tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa puasa ini mengajarkan kita agar dapat mengatur waktu dan memanfaatkannya dengan semestinya. Waktu yang kita miliki untuk hidup di dunia sangatlah terbatas. Ini mengingatkan kita agar berpikir bagaimana agar usia kita bermanfaat untuk diri kita dan orang lain.
Langkah Menjadikan waktu Semakin Berkah.
Usia kita jauh lebih pendek daripada usia umat-umat terdahulu. Namun rahmat Allah luas, sehingga memberikan kepada kita kesempatan berusia panjang dengan amalan yang pahalanya mengalir. Di antaranya disebutkan dalam hadits berikut ini:
ุฅูููู ู ูู ููุง ููููุญููู ุงููู ูุคูู ููู ู ููู ุนูู ููููู ููุญูุณูููุงุชููู ุจูุนูุฏู ู ูููุชููู ุนูููู ุงู ุนููููู ููู ููููุดูุฑูููุ ููููููุฏุงู ุตูุงููุญุงู ุชูุฑูููููุ ุฃููู ู ูุตูุญููุงู ููุฑููุซูููุ ุฃููู ู ูุณูุฌูุฏุงู ุจูููุงููุ ุฃููู ุจูููุชุงู ูุงูุจููู ุงูุณููุจููููู ุจูููุงููุ ุฃููู ููููุฑุงู ุฃูุฌูุฑูุงููุ ุฃููู ุตูุฏูููุฉู ุฃูุฎูุฑูุฌูููุง ู ููู ู ูุงูููู ูููู ุตูุญููุชููู ููุญูููุงุชูููุ ููููุญููููู ู ููู ุจูุนูุฏู ู ูููุชููู
โSesungguhnya amalan dan kebaikan yang dapat menyusul seorang mukmin setelah meninggal adalah :
- Ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan.
- Anak shalih yang ia tinggalkan.
- Mush-haf yang ia wariskan.
- Masjid yang ia bangun.
- Rumah untuk musafir yang dibangunnya.
- Sungai yang ia alirkan.
- Sedekah yang ia keluarkan dari hartanya ketika masih sehat dan masih hidup akan menyusulnya setelah ia mninggalโ. (HR. Ibnu Majah dan Syaikh Al-Albani berkata: โHasanโ dalam Shahih Targhib, no. 112).
Semoga Allah memberikan kita taufiq untuk dapat memanfaatkan waktu yang masih diberikan kepada kita. Semoga kesempatan yang berupa sisa-sisa usia ini dapat berisi kebaikan-kebaikan yang dicintai dan diterima oleh Allah.
Referensi:
Abu Ghuddah, Abdul Fattah, Qimatuz Zaman โindal โUlamaโ, Maktab Al-Mathbuโat Al-Islamiyyah.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih Al-Jamiโ Ash-Shaghir.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih At-Targhib wa At-Tarhib.
Al-Munajjid, Muhammad bin Shalih, Utruk Atsaran Qablar Rahil.
Al-Qardhawi, Yusuf, 1413 H/1992 M, Al-Waqtu fi Hayatil Muslim, Damaskus: Ad-Darul Muttahidah.
Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abu Bakr, Dar Alamil Fawaid.
Syauqi, Ahmad, 2012, Asy-Syauqiyyat, Kairo: Muassasah Handawi.
Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Ushulun fit Tafsir, Mesir: Al-Maktabah Al-Islamiyyah.