Sifat rahmat (kasih sayang) yang dimiliki oleh Allah amatlah luas. Rahmat-Nya ini tidak hanya terbatas pada lingkup tertentu saja, akan tetapi ia meliputi segala sesuatu. Allah ta’ala telah berfirman:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”. (QS. Al-A’raf: 156). Barangsiapa merenungkan tentang rahmat-Nya, ia akan optimis dan tidak pesimis. Ia akan berbaik sangka kepada Allah dan tidak berburuk sangka.
Pada bulan ramadhan ini, sudah sepantasnya kita mengingat kembali luasnya rahmat Allah tersebut. Apa bentuk rahmat-Nya? Di antaranya tampak dalam beberapa hal berikut ini:
-
Menjadikan puasa hanya dalam hitungan hari.
Ketika Allah menyebutkan tentang lamanya puasa yang diwajibkan pada bulan ramadhan Ia berfirman:
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ
“(Yaitu) beberapa hari tertentu”. (QS. Al-Baqarah: 184). Imam Asy-Syaukani (w. 1250 H) menyebutkan bahwa dalam ungkapan ini terdapat isyarat bahwa jumlah berpuasa ini adalah sedikit. (Fathul Qadir, I/207). Ini merupakan bentuk kemurahan Allah kepada hamba-Nya, yaitu hanya seperduabelas dari bulan-bulan yang ada dalam satu tahun.
-
Wajibnya berpuasa hanya beberapa jam.
Ketika seseorang berpuasa, maka ia tidak diwajibkan berpuasa selama sehari semalam penuh, akan tetapi hanya dalam waktu yang terbatas. Ia hanya menahan diri dari makan minum dan lainnya sejak masuk waktu subuh sampai masuk waktu maghrib. Allah berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
“Makan dan minumlah kalian hingga jelas bagi kalian (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlan puasa sampai (datang) malam”. (QS. Al-Baqarah: 187). Ini juga termasuk bentuk rahmat Allah kepada hamba-Nya.
-
Disyariatkan secara bertahap.
Menahan syahwat bukanlah perkara yang mudah. Oleh karena itu, wajibnya berpuasa di bulan ramadhan tidak ditetapkan secara sekaligus, akan tetapi dengan tadarruj (bertahap). Dalam kitab As-Shiyam Fil Islam (hlm. 45) dijelaskan bahwa tahapan kewajiban puasa adalah sebagai berikut:
- Memberikan pilihan antara memberi orang miskin setiap hari atau berpuasa, disertai dengan motivasi agar memilih puasa.
- Diwajibkan puasa ramadhan, akan tetapi jika orang yang berpuasa tidur sebelum makan, maka makanan dan minuman diharamkan baginya pada malam tersebut.
- Puasa ramadhan menjadi wajib sejak terbit waktu subuh sampai matahari tenggelam.
-
Makan atau minum karena lupa saat berpuasa, maka tidak batal.
Hal itu berdasarkan hadits:
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمُه ُاللهُ وَسَقَاهُ
Barangsiapa lupa makan atau minum dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya ia sedang diberi makan dan minum oleh Allah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian sebagian kecil dari sejumlah bentuk rahmat Allah yang nampak di bulan ini. Semoga kita semakin bersyukur bertemu dengan bulan mulia ini.