Islam adalah agama yang penuh dengan keistimewaan. Di antara keistimewaannya adalah rabbaniyyah, yaitu ajarannya berdasarkan wahyu yang berasal dari Allah ta’ala yang disampaikan kepada rasul-Nya Muhammad – Shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah telah berfirman,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa taat kepada Rasul, maka sungguh ia telah taat kepada Allah” (QS. An-Nisa’: 80).
Dalam Zaghlul ‘Ilmi (hlm. 33), Imam Adz-Dzahabi (w. 748 H) – Rahimahullah – telah membawakan sebuah atsar dari Imam Malik – Rahimahullah – yang telah mengatakan,
كُلٌّ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُتْرَكُ إِلاَّ صَاحِبَ هَذاَ الْقَبْرِ.
“Setiap orang dapat diambil perkataannya dan dapat ditinggalkan kecuali orang yang dikubur di sini (yaitu Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wasallam – )”.
Apa yang berasal dari wahyu maka harus diterima oleh setiap muslim dan tidak boleh ditentangnya. Dalam Diwanul Amirish Shan’ani (hlm. 129) Imam Ash-Shan’ani (w. 1182 H) – Rahimahullah – telah melantunkan beberapa bait indah dalam diwannya (hlm. 129),
وَمَا كُلُّ قَوْلٍ بِالْقَبُوْلِ مُقَابَلٌ … وَمَا كُلُّ قَوْلٍ وَاجِبُ الرَّدِّ وَالطَّرْدِ
“Tidaklah semua perkataan harus diterima, dan tidaklah semua perkataan harus ditolak
سِوَى مَا أَتَى عَنْ رَبِّنَا وَرَسُوْلِهِ … فَذَلِكَ قَوْلٌ، جَلَّ قَدْرًا عَنِ الرَّدِّ
Melainkan apa yang datang dari Rabb kita dan Rasulnya, maka ia adalah perkataan yang agung sehingga tidak pantas ditolak.
وَأَمَّا أَقَاوِيْلُ الرِّجَالِ فَإِنَّهَا … تَدُوْرُ عَلَى قَدْرِ اْلأَدِلَّةِ فِي النَّقْدِ
Adapun perkataan seseorang, maka mengkritisinya harus berdasarkan dalil-dalil”
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang yang berusaha senatiasa menerima tuntunan Nabi – Shallallahu ‘alaihi wasallam -. Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari sikap menentang ajaran syariat dengan sekedar logika, perasaan, adat-istiadat, dan bisikan-bisikan setan. Amin.