Dalam kehidupan sehari-hari jual beli adalah termasuk kebutuhan setiap orang. Dalam mencari nafkah, berbisnis adalah termasuk pekerjaan yang bermanfaat. Allah telah memuji orang-orang yang tidak terlalaikan oleh bisnisnya dari dzikrullah dalam firman-Nya dalam An-Nur ayat 37,
رِجالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجارَةٌ وَلا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Orang yang tidak terlalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah”. Siapakah mereka itu dalam pandangan kaum salaf? Berikut ini uraian ringkasnya.
Dalam Tafsirul Qur’anil ‘Adhim (X/252), Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)– Rahimahullah – telah menyebutkan bahwa ayat di atas senada dengan firman Allah ta’ala dalam surat al-Munafiqun ayat 9,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah”.
Dari Sayyar – Rahimahullah – ia berkata,
حُدِّثْتُ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ رَأَى قوما من أهل السوق حيث نودي للصلاة المكتوبة تَرَكُوا بِيَاعَاتِهِمْ وَنَهَضُوا إِلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ عَبْدُ الله بن مسعود: هَؤُلَاءِ مِنَ الَّذِينَ ذَكَرَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ رِجالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجارَةٌ وَلا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ الآية
“Aku telah dikabari oleh Ibnu Mas’ud bahwa beliau melihat suatu kaum dari orang-orang yang di pasar, di mana dikumandangkan (adzan) untuk shalat wajib, mereka meninggalkan jual-beli mereka dan bangkit untuk shalat. Lalu Abdullah bin Mas’ud berkata, “Mereka itulah orang-orang yang disebut oleh Allah dalam kitab-Nya, ““Orang yang tidak terlalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah”.
Dalam Hilyatul Auliya’ Wa Thabaqatul Ashfiya’ (V/332), Imam Abu Nu’aim – Rahimahullah – juga telah meriwayatkan dari Imam Sufyan Ats-Tsauri – Rahimahullah – yang telah mengatakan tentang ayat 37 dari surat An-Nur di atas,
كانوا يشترون ويبيعون ولا يدعون الصلوات المكتوبات في الجماعة.
“Mereka dahulu membeli dan menjual dalam keadaan tidak meninggalkan shalat-shalat wajib bersama jama’ah”
Dari beberapa nukilan di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang dipuji oleh Allah dari kalangan para bisnismen adalah mereka yang tetap menjaga shalat jama’ah di tengah kesibukan bisnis mereka. Oleh karena itu,
- Bagi para pemiliki usaha-usaha bisnis hendaknya memberikan kesempatan kepada para karyawananya agar dapat melaksanakan shalat berjama’ah pada waktunya dengan mengatur jam kerja sedemikian rupa.
- Hendaknya para karyawan memanfaatkan waktu yang ada di sela-sela pekerjaannya untuk tetap menjaga rukun islam yang kedua ini.
Dengan menghidupkan shalat-shalat berjama’ah ini, maka usahanya akan menjadi semakin diberkahi oleh Allah ta’ala dengan idzin-Nya.