Sebagian di antara ayat-ayat Al-Qur’an ada yang memiliki kesamaan lafal. Satu ayat sama persis dengan ayat yang lain, atau suatu penggalan ayat di surat tertentu, sama dengan penggalan di surat yang lain. Apakah satu perkara diulang sebanyak tiga kali pada tiga surat yang berbeda, jika diingat akan membuahkan tiga karunia mulia dan jika dilupakan akan tertimpa tiga petaka? Berikut ini penjelasannya secara singkat. Selamat membaca.
Satu perkara yang terulang dalam kitabullah sampai tiga kali adalah pemberitaan bahwa setiap yang hidup akan mengalami kematian. Allah – Ta’ala – menyebutkan tentang dzikrul maut (ingat mati) sebanyak tiga kali. Allah telah berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati”. Penggalan seperti ini telah termuat di tiga tempat yang terpisah dalam kitabullah, yaitu:
- Surat Ali Imran ayat 185 di awal ayat.
- Surat Al-Anbiya’ ayat 35 di awal ayat.
- Surat Al-‘Ankabut ayat 57 di awal ayat juga.
- Tiga buah dzikrul maut.
Orang yang senantiasa berusaha mengingat-ingat bahwa dirinya akan meninggal dunia, ia akan mendapatkan karunia tiga perkara. Dalam At-Tadzkirah Bi Ahwalil Mauta Wa Umuril Akhirah (I/126), dijelaskan bahwa Al-Laffaf – Rahimahullah-
مَنْ أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ:
- تَعْجِيْلِ التَّوْبَةِ
- وَقَنَاعَةِ الْقَلْبِ،
- وَنَشَاطِ الْعِبَادَةِ.
“Barangsiapa banyak mengingat kematian, maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara,
- Segera bertaubat
- Qana’ah dalam hati
- Giat dalam beribadah”.
- Tiga bahaya ketika lupa dengan kematian.
Orang yang lupa bahwa dirinya akan meninggal dunia, maka ia akan tertimpa tiga macam keburukan dan bencana. Dalam At-Tadzkirah Bi Ahwalil Mauta Wa Umuril Akhirah (I/126), dijelaskan bahwa Al-Laffaf – Rahimahullah-
وَمَنْ نَسِيَ الْمَوْتَ عُوْقِبَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ:
- تَسْوِيْفِ التَّوْبَةِ،
- وَتَرْكِ الرِّضَى بَالْكَفَافِ،
- وَالتَّكَاسُلِ فِي الْعِبَادَةِ
Barangsiapa lupa kematian, ia akan mendapatkan petaka dengan tiga perkara,
- Menunda taubat
- Tidak rela dengan sesuatu yang cukup.
- Kemalasan dalam beribadah”.
Dalam shahih Bukhari (1889) dijelaskan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq – Radhiyallahu ‘anhu – apabila sedang tertimpa demam, beliau melantunkan sebuah bait:
كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ
“Setiap orang mendapatkan ucapan selamat pagi di tengah-tengah keluarganya
Sedangkan kematian lebih dekat (kepada manusia) daripada dirinya dengan tali sandalnya”.
Demikianlah pengaruh dzikrul maut dalam kehidupan manusia. Marilah kita berusaha mengingatnya agar dapat meraih tiga kemuliaan di atas dan dilindungi dari tiga bencana. Semoga Allah menjaga kita agar tetap istiqamah di jalan-Nya meskipun berbagai rintangan datang menghadang. Amin.