Dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, No. 3179 terdapat sebuah hadits shahih dari Abu Sa’id Al-Khudri – Radhiyallahu ‘anhu – yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim bahwa Nabi –Shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda,
إنَّ اللهَ لَيَحْمِيْ عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحِبُّهُ، كَمَا تَحْمُوْنَ مَرِيْضَكُمُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
“Sesungguhnya Allah benar-benar menjaga hamba-Nya yang beriman dari dunia, padahal Dia mencintainya, sebagaimana kalian menjaga orang yang sakit di antara kalian dari makanan dan minuman”.
Dari hadits yang mulia ini dapat diambil beberapa faidah di antaranya,
- Orang yang memiliki keimanan akan dicintai oleh Allah ta’ala. Keimanan inilah karunia Allah yang paling tinggi melebihi semua karunia duniawi.
- Kecintaan Allah kepada hamba-Nya tidak diwujudkan dengan melapangkan dalam urusan duniawi, tetapi dengan memberikan anugerah berupa keimanan kepadanya. Qarun dilapangkan hartanya tetapi akhirnya dibinasakan oleh Allah ta’ala.
- Allah menjaga hamba-Nya sebagaimana manusia menjaga orang yang sakit dari makanan dan minuman. Makanan dan minuman terkadang justru akan membawa keburukan bagi orang yang sakit.
- Hadits ini menjadi motivasi untuk bersabar bagi orang mukmin yang diuji dengan kesempitan duniawi. Di balik setiap ujian pasti terkandung hikmah dan kemaslahatan bagi hamba tersebut.
- Allah memiliki berbagai variasi dalam memberikan karunia duniawi kepada seorang hamba. Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 30,
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كانَ بِعِبادِهِ خَبِيراً بَصِيراً
“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya”.
- Kelapangan duniawi terkadang menjadikan seseorang menyimpang dari jalan Allah ta’ala. sebaliknya, kesempitan duniawi terkadang menjadikan seseorang tetap istiqamah di jalan Allah ta’ala. Betapa banyak orang yang ketika sempit hidupnya ia rajin ibadah dan hadir di pengajian, setelah longgar dan menjadi kaya raya justru jauh dari agama.
- Membuat analogi untuk menjelaskan agar mudah dipahami.
Semoga Allah menjadikan kita selalu berusaha berbaik sangka kepada Allah ta’ala atas apa saja yang ditetapkan untuk kita. Mudah-mudahan kita semua selalu berada di jalan-Nya dalam keadaan lapang dan sempit. Amin ya Rabbal ‘alamin.