Perilaku anak kerap kali membuat hati orang tua jengkel. Ketika orang tua sedang marah terhadap anaknya, terkadang mudah sekali keluar doa-doa keburukan dari orang tua untuk anaknya sendiri. Apakah ini termasuk perkataan yang dibolehkan?
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan ummatnya dari mendoakan keburukan untuk anak. Dasarnya adalah hadits Jabir – Radhiyallahu ‘anhu – berikut ini,
لاَ تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ وَلَا تَدْعُوْا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوْا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوْا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيْهَا عَطَاءً فَيَسْتَجِيْبَ لَكُمْ».
Dari Jabir – Radhiyallahu ‘anhu – ia berkata, Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda, “Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri-diri kalian. Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian. Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk harta-harta kalain agar tidak bertepatan dengan saat yang mana Allah akan mengabulkan permintaan apapun pada waktu tersebut”. (HR. Muslim, No. 3009).
Dalam Bahjatun Nadzirin (II/588) Syaikh Salim Al-Hilali – Hafidzahullah – menjelaskan,
عِلَّةُ النَّهْيِ لِئَلاَّ تُوَافِقُوْا سَاعَةَ الْإِجَابَةِ حَالَ الدُّعَاءِ، فَيُوَافِقُ الْقَضَاءَ، فَتُصْبِحُوْا نَادِمِيْنَ وَتَسْخَطُوْا عَلَى الْقَدَرِ.
“Illah (alasan) pelarangan itu adalah agar tidak bertepatan dengan waktu pengabulan doa, lalu bertepatan dengan ketetapan takdir, lalu kalian menjadi menyesal dan marah terhadap takdir”.
Demikianlah bahaya dari mendoakan keburukan untuk anak. Dari doa yang dipanjatkan orang tua, anak dapat mengalami berbagai keburukan. Marilah kita sebagai orang tua berusaha menguatkan ketabahan dan kesabaran menghadapi anak-anak kita yang terkadang terasa menjengkelkan dan tidak segera menurut ketika diarahkan. Semoga kita diberikan taufiq untuk dapat mengontrol ucapan-ucapan kita sehingga tidak mendoakan kejelekan untuk mereka. Amin.