Terkadang ketika seseorang beribadah di bulan ramadhan, merasa berat dan penat. Padahal badannya segar bugar sehat wal afiat. Manakala shalat tarawih inginnya imam membaca ayat dengan cepat. Bahkan ada juga yang berharap imam membaca al-ikhlas saja di setiap raka’at. Berpuasa seakan-akan sedang disiksa di sebuah padang pasir yang panasnya amat dahsyat. Berpuasa hanya sekedar mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh mayoritas warga masyarakat.
Mengapa kita terkadang tertimpa hal tersebut?
Apabila kita telaah sebuah atsar yang dimuat dalam Fathul Bari Syarah Shahihul Bukhari karya Ibnu Rajab Al-Hambali (w. 795 H) terdapat jawabannya. Beliau menukikan sebuah atsar dari Dzunnun – rahimahullah -:
كَمَا لَا يَجِدُ الْجَسَدُ لِذَّةَ الطَّعَامِ عِنْدَ سَقَمِهِ كَذَلِكَ لَا يَجِدُ الْقَلْبُ حَلاَوَةَ الْعِبَادَةِ مَعَ الذُّنُوْبِ
Sebagaimana badan tidak dapat merasakan lezatnya makanan ketika sakit, demikian pula hati tidak mendapatkan manisnya ibadah bersama dengan dosa-dosa. (Fathul Bari, Ibnu Rajab, I/51).
Tatkala seseorang bertaubat kepada Allah atas dosa yang pernah dilakukan, maka akan dapat meraih manisnya ibadah yang dikerjakan. Oleh karena itu, Allah berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Bertaubatlah kalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman mudah-mudahan kalian mendapatkan kemenangan. (QS. An-Nur:31).
Orang-orang yang memperbanyak istighfar akan mendapatkan keberuntungan sebagaimana hadits berikut:
طُوْبَى لِمَنْ وُجِدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارٌ كَثِيْرٌ
Beruntunglah orang yang didapati pada lembaran amalannya berupa istighfar yang banyak. (Shahih Targhib wa Tarhib, no. 1618).
Istighfar adalah salah satu sebab dilindunginya seorang hamba dari adzab. Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan tidaklah Allah mengadzab mereka sedangkan engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka. Dan tidaklah Allah menyiksa mereka sedangkan mereka beristighfar”. (QS. Al-Anfal: 33).
Ibnu Abbas berkata: “Dahulu di tengah-tengah mereka ada dua keamanan: Nabi – shallallahu ‘alaihi wasallam – dan istighfar. Nabi – shallallahu ‘alaihi wasallam – wafat, dan yang ada adalah istighfar” (Tafsir Ibnu katsir, IV/48).
Semoga Allah memberi kita taufiq untuk dapat memanfaatkan bulan ini untuk ibadah dan memperbanyak istighfar kepada Allah.