Ingin membantu biaya nikah?
Fitnah dan godaan syahwat di akhir zaman demikian dahsyat. Di sisi lain, menikah tidak bisa lepas dari beaya. Tidak setiap muslim yang ingin menikah memiliki beaya yang cukup untuk melangsungkan akad nikah. Apa di antara solusinya?
Zakat mal termasuk ibadah yang mulia dalam islam. Alokasi pembagiannya pun telah ditetapkan oleh Allah – ta’ala -. Allah berfirman,
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk (yang berjihad) di jalan Allah dan untuk orang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui Mahabijaksana”. (QS. At-Taubah: 60).
Berkaitan dengan mempergunakan zakat mal ini untuk membantu pernikahan, telah dijelaskan dalam Fatawa Arkanil Islam, No. 384, hlm. 530-531, oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin – Rahimahullah – . Beliau – Rahimahullah – berkata,
لَوْ وَجَدْنَا شَخْصًا يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَكْتَسِبَ لِلْأَكْلِ، وَالشُّرْبِ، وَالسُّكْنَى، لَكِنَّهُ يَحْتَاجُ إِلَى الزَّوَاجِ وَلَيْسَ عِنْدَهُ مَا يَتَزَوَّجُ بِهِ فَهَلْ يَجُوْزُ أَنْ نُزَوِّجَهُ مِنَ الزَّكَاةِ؟
Sekiranya kita mendapati seseorang mampu bekerja untuk bisa makan, minum dan tempat tinggal, akan tetapi ingin menikah dan tidak memiliki beayanya. Apakah boleh kita menikahkannya dari zakat?
الْجَوَابُ: نَعَمْ، يَجُوْزُ أَنْ نُزَوِّجَهُ مِنَ الزَّكَاةِ، وَيُعْطَى الْمَهْرُ كَامِلاً.
Jawabnya, ya boleh kita menikahkannya dari harta zakat dan maharnya diberikan secara penuh
فَإِنْ قِيْلَ: مَا وَجْهُ كَوْنِهِ تَزْوِيْجَ الْفَقِيْرِ مِنَ الزَّكَاةِ جَائِزاً وَلَوْ كَانَ الَّذِيْ يُعْطَى إِيَّاهُ كَثِيْراً؟
Jika ada yang berkata, “Apa sisi bolehnya menikahkan orang faqir dari harta zakat, meskipun jumlahnya banyak?”
قُلْنَا: لِأَنَّ حَاجَةَ اْلإِنْسَانِ إِلَى الزَّوَاجِ مُلِحَّةٌ قَدْ تَكُوْنُ فِيْ بَعْضِ الْأَحْيَانِ كَحَاجَتِهِ إِلَى اْلأَكْلِ وَالشُّرْبِ.
Kami jawab, “Karena hajat manusia untuk menikah sangat mendesak, terkadang seperti hajat kepada makan dan minum”.
Semoga kalimat ringkas ini menjadi motivasi bagi para hartawan agar membantu dengan zakat dan sedekahnya untuk sesama muslim yang ingin menikah akan tetapi terhalang faktor finansial. Kepada para pengurus harta zakat, hendaknya mengalokasikan sebagian zakatnya untuk membantu mereka dalam menjaga ‘iffah (kesucian diri). Bagi yang memiliki relasi untuk membantu para pemuda muslim dalam menikah hendaknya berusaha menjadi wasilah. Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita semua. Amin.