Lailatul Qadar adalah salah satu dari malam-malam yang ada di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Apa peristiwa besar pada malam itu?
Salah satu peristiwa yang terjadi pada malam tersebut adalah adanya takdir (ketetapan) untuk para makhluk untuk satu tahun yang akan datang. Hal itu sebagaimana firman Allah:
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ.
Padanya (malam lailatul qadar) dijelaskan semua urusan yang penuh dengan hikmah. (QS. Ad-Dukhan: 4). Hal itu sebagaimana tersebut dalam Ash-Shiyam fil Islam (hlm. 418).
Penetapan pada malam ini disebut dengan At-Taqdirus Sanawi. Dalam kitab Al-Iman Bil Qadha’ wal Qadar, karya Syaikh Dr. Muhammad bin Ibrahim al-Hamd (hlm. 67) dijelaskan bahwa taqdir terbagi menjadi lima macam:
Pertama: At-Taqdirul ‘Aam.
At-Taqdirul ‘Am adalah taqdir yang telah ditetapkan oleh Allah untuk semua makhluq-Nya secara menyeluruh tidak ada yang terlewatkan sama sekali. Taqdir ini meliputi ilmu Allah terhadap segala sesuatu, menuliskannya, menghendakinya dan menciptakannya.
Allah berfirman dalam surat al-Hajj ayat 70.
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tidaklah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wasallam – telah menjelaskan tentang taqdir ini dalam hadits Abdullah Ibnu Amr berikut. Beliau bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah telah menulis ketetapan-ketetapan para makhluk lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. (HR. Muslim).
Kedua: At-Taqdirul Basyari.
At-Taqdirul Basyari adalah ketetapan yang telah Allah tetapkan kepada semua manusia dengan mengambil perjanjian dari mereka bahwa Dia adalah Rabb mereka, mempersaksikan mereka atas diri-diri mereka sendiri dengan hal tersebut.
Dasar dari taqdir ini adalah firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 172.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucuk Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi”. (Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini”.
Ketiga: At-Taqdirul ‘Umri.
At-Taqdirul ‘Umri adalah ketetapan yang Allah tetapkan pada seorang hamba dalam hidupnya sampai ia meninggal dunia. Apa yang ia alami dalam kehidupannya sampai ajal datang kepadanya telah ditetapkan oleh Allah ta’ala.
Rasulullah saw bersabda dalam hadits Ibnu Mas’ud ketika janin berusia 120 hari:
فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ.
Lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya, lalu diperintahkan agar menuliskan empat kalimat: menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka atau bahagia. (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat: At-Taqdirus Sanawi.
At-Taqdirus Sanawi adalah ketetapan Allah pada hamba-Nya pada malam Lailatul Qadar untuk semua peristiwa yang akan terjadi selama setahun yang akan datang.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya dalam surat Ad-Dukhan ayat ke-4:
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ.
Padanya (malam lailatul qadar) dijelaskan semua urusan yang penuh dengan hikmah. (QS. Ad-Dukhan: 4). Telah diriwayatkan dari Ibnu Umar dan lainnya bahwa pada malam tersebut urusan satu tahun yang akan datang dirinci dari Lauh Mahfudz kepada para malaikat yang berupa ajal, rizki dan apa saja yang ada sampai akhirnya. (Tafsirul Qur’anil Adhim, VII/246).
Kelima: At-Taqdirul Yaumi.
At-Taqdirul Yaumi adalah ketetapan Allah pada hamba-Nya setiap hari. Dasar dari taqdir ini adalah firman Allah dalam surat ar-Rahman ayat 29:
يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Apa yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan”.
Ubaid bin Umair mengatakan tentang maksudnya adalah bahwa Allah setiap hari mengabulkan orang yang berdoa, memberi orang yang meminta, melepaskan tawanan, menyembuhkan orang sakit. (Tafsirul Qur’anil Adhim, VII/495).
Demikianlah macam-macam takdir Allah untuk para hamba-Nya. Tidak ada suatu takdir melainkan di dalamnya penuh dengan hikmah. Semoga Allah memberikan kepada kita kesabaran dan keridhaan menghadapi semua takdir dari Allah ta’ala.
Referensi:
- Al-Hamd, Muhammad bin Ibrahim, 1419 H/1998 M, Al-Iman Bil Qadha’ wal Qadar, Riyadh: Dar Ibni Khuzaimah.
- Al-Qahthani, Sa’id bin Ali, 1428 H, Ash-Shiyam fil Islam fi Dhauil Kitab Was Sunnah, Riyadh.
- Ibnu Katsir, Isma’il bin Umar, 1420 H/1999 M, Tafsirul Qur’anil Adhim, Dar Thaibah.