Dalam risalah yang berjudul Thariquka Ilash Shihhatin Nafsiyyah Wal ‘Udhwiyyah (hlm. 15) yang disusun oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al-‘Idan dan ditaqdim oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin – Rahimahumallah – dijelaskan peristiwa sebagai berikut:
Ada seorang lelaki yang ditimpa sakit kanker. Ia telah berusaha mencari pengobatan di Saudi Arabia, akan tetapi dikatakan oleh tim medis bahwa tidak ada pengobatan baginya kecuali di negeri barat. Iapun terpaksa pergi ke Amerika dengan didampingi oleh saudaranya.
Setibanya di Amerika, ia diperiksa oleh dokter ahli, lalu dokternya berkata kepada pendampingnya tersebut, “Tidak mungkin ada pengobatan untuk sakitnya ini. Sungguh telah parah kondisinya. Ia akan tetap berada dalam kondisi seperti ini sampai meninggal dunia”.
Pada malam harinya saudara yang mendampinginya itu teringat firman Allah ta’ala,
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkanku”. (QS. Asy-Syu’ara’: 80). Lalu ia pun membaca beberapa surat yang dapat ia baca dari Al-Qur’an antara surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas. Setelah itu ia tidur.
Keesokan harinya, ia mendapati saudaranya dalam keadaan membaik. Lalu ia bacakan Al-Qur’an lagi kepadanya sebagaimana pada mala yang pertama. Kondisinya semakin jelas membaik. Lalu ia baca lagi sampai beberapa kali.
Setelah tiba waktu pemeriksaan kembali, dokter berkata kepada sudaranya yang mendampingi ini, “Apakah ini adalah pasien yang beberapa hari yang lalu aku periksa?”
Saudaranya menjawab, “Ya”.
Sungguh, orang ini menjadi sembuh dengan taufiq dari Allah kemudian dengan bacaan Al-Qur’anul Karim yang dibacakan kepadanya. Demikian kisahnya dengan sedikit perubahan.
Kisah ini membuktikan bahwa AL-Qur’an adalah sebagai syifa’ (penyembuh) dengan idzin Allah ta’ala. Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 82,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Kesembuhan tersebut hanya bisa terjadi atas ijin dari Allah – Ta’ala – semata. Semoga ini dapat menambah keimanan kita kepada keagungan kitabullah ini.